Aroma Karsa | Book Review [Bahasa]
Pertama-tama, yashh ini postingan pertama Book Bosomed dengan bahasa Indonesia.
Seperti yang aku janjikan, buku berbahasa Indonesia akan aku review dalam bahasa Indonesia (yaiyalah ya, ngapain juga pake bahasa asing?). Dan kebetulan, novel bahasa Indonesia pertama yang aku baca setelah aku buat blog ini adalah Aroma Karsa yang ditulis by none other than Dee Lestari.
Dee Lestari adalah satu dari beberapa penulis Indonesia favorit aku, yang karyanya lumayan aku tunggu-tunggu. Jujur, aku udah jarang banget baca novel Indo beberapa tahun terakhir ini. Bukan gara-gara belagu atau sok Inggris. Bukan juga gara-gara aku ngerasa penulis Indo ga ada yang menarik. Tapi semenjak kuliah, aku lebih berkecimpung ke zona rekomendasi-rekomendasi buku luar. Dari satu buku asing ke buku asing lain, yang akhirnya aku baru sadar novel Indonesia yang aku baca delapan tahun terakhir ini kalau ditotal ga sampai sepuluh... kayaknya sih. Bentar, aku itung.
Sampe ding, sepuluh. Tapi ga sampe dua puluh.
Beneran ga sampe dua puluh.
Oke, anyway. Intinya, aku lagi jarang baca novel Indo. Non-fiksi Indo masih lebih sering.
But then, muncul lah Aroma Karsa, yang aku akuin jago banget marketingnya. Dee Lestari bangun suspensi dari awal dia nulis sampai akhirnya nyampe ke toko-toko buku. Dia bahkan rilis digital version-nya dulu dengan sistem subscription buat yang ga sabar pengen jadi salah satu orang pertama yang baca Aroma Karsa. Ga heran lah ya, yang nulis Dee Lestari pasti banyak yang nunggu.
Berhubung aku orangnya cukup sabar, aku tunggu versi cetaknya. Lagian kurang sreg juga baca e-book.
Pas beli di Gramedia, reaksi pertama aku; lucu covernya. Reaksi kedua; tebel coy. 700 halaman. Like, exactly 700 halaman. Buat yang belum tau, salah satu resolusiku tahun ini itu baca buku fiksi cuma pas weekend, sedangkan weekdays aku abisin buat buku non-fiction. Jadi aku sempet mikir, kelar ga nih buku sekali weekend? Turns out... ini buku 700 halaman tercepat yang aku baca (selain Potter). Satu hari lebih dikit, kelar. Kok bisa?
Yang udah baca buku ini pasti ngerti. Meskipun banyak kata-kata kiasan seperti sewajarnya karya Dee Lestari, alur ceritanya ringan. Gampang dimengerti. Dan yang paling bikin sulit berhenti adalah banyaknya misteri yang bikin ga sabar buat nyelesain. Apa itu Puspa Karsa? Siapa itu Marlini? Siapa Randu? Ada hubungan apa antara Jati dan Suma? Siapa yang pada akhirnya nemuin Puspa Karsa?
Let me break it down a little...
Di bagian awal, aku langsung tersedot dengan ceritanya yang menjanjikan. Cerita tentang Jati Wesi sangat menarik dan tidak biasa. Sedikit ngingetin aku dengan film Perfume. I was actually wondering apa Dee Lestari dapet ide bukunya dari film itu. But it's completely different, tho. Dan aku suka dengan ide dimana poin yang paling penting di novel ini adalah indra penciuman. Semua hal dijelaskan dengan bagaimana aromanya. Aku salut dengan semua penelitian yang Dee Lestari lakuin untuk nulis cerita ini. Detail banget gila penjelasan bebauannya.
Tapi kemudian masuklah ke bagian Raras dan anaknya, Tanaya Suma. Di situ cerita mulai jadi a bit cliche. Tetap menarik, tapi ketebak. Jati yang di-make over, Suma yang tadinya benci setengah mati jadi demen, and so on and so forth. Yang brilian adalah gimana Suma dan Jati dibikin memiliki kemampuan 'x-men-ish' yang sama, tapi juga jauh berbeda. Aku beneran kebayang X-men waktu Jati ngajarin Suma buat bisa lebih ngontrol kemampuannya.
Waktu ceritanya mereka berekspedisi aku sempet ngerasa it's gonna be another cliche, berdasarkan karakter-karakter yang berangkat. Ada karakter evil sponsor yang super ambisius (Raras), karakter skeptis yang hobinya nyeleneh, dan dibawa cuma untuk ngebuktiin kalau yang mereka cari itu beneran ada (Iwan), karakter akademisi yang paling ngerti sisi sains dan sejarah (Lambang), karakter militer yang dibawa buat ngejaga mereka (Kapten Jindra), pemeran utama cowok (Jati), dan pemeran utama cewek (Suma). Langsung kebayang film Kong, The Lost World, atau film-film dengan tema ekspedisi kebanyakan ga sih? Sekali lagi aku tegasin, bukan berarti ceritanya jadi tidak menarik. Justru ada unsur menyegarkannya karena ini cerita Indonesia, latar belakangnya Gunung Lawu di Jawa Tengah.
But then, it soon went away from what I expected. Bagian ekspedisinya lumayan dibikin escalated quickly untuk ukuran puncak dari buku 700 halaman. Tiba-tiba Jati udah di Dwarapala and it's no longer an expedition. At least not what I had in mind. Meskipun udah ketebak, Dee Lestari tetap berhasil bikin pembacanya deg-degan dan mikir ulang apa tebakannya benar. Yang lebih menarik lagi, di saat aku yakin ga mungkin ada plot twist lain, ternyata ada. Bravo, Dee Lestari!
*bagian di bawah ini mengandung unsur spoiler, read at your own risk*
Yang sedikit aku sayangkan...
- Aku suka dengan kompleksitas karakter Jati, apalagi waktu ketahuan di dalam catatannya ada tulisan dia meneliti perubahan bau mayat bayi dari hari ke hari. Menarik banget. Sayangnya bagian itu cuma kayak angin lalu. I wish, ada cerita lebih dalam tentang sisi sadistis Jati.
- Kayaknya bakal lebih menarik kalau penjelasan soal Suma itu anak angkat Raras ga di awal cerita. Ya ga sih? Coba kalau kita lebih dibikin kemakan dengan hubungan ibu dan anak antara Suma dan Raras, endingnya bisa jadi lebih greget.
- Sampai akhir aku ga ngerti, kalau Marlini sepenting itu, kenapa Empu Smarakandi ngeikhlasin dia dibawa keluar sama bapaknya yang jelas-jelas udah kepengaruh Puspa Karsa? Terus nyuruh Banaspati yang masih bayi yang ngejagain. Lah ya ga guna dong. Mungkin aku yang masih kurang paham. Feel free kalau ada yang mau ngejelasin bagian ini.
Itu aja sih, sisanya oke lah. 700 halaman ini tidak mengecewakan kok.
---
Aroma Karsa by Dee Lestari
Good reads:4,39/5
Good afternoon Aroma Karsa Book Reviews,
ReplyDeleteI am a Los Angeles based writer, author of the novel, Everything That Could Not Happen Will Happen Now (Floricanto & Berkeley Presses 2016), selected by Las Comadres and Friends National Latino Book Club (please see link to Amazon Books below for more detail).
https://www.amazon.com/Everything-That-Could-Happen-Will/dp/1537753592/ref=sr_1_1?ie=UTF8&qid=1524103445&sr=8-1&keywords=everything+that+could+not+happen+will+happen+now
Would Aroma Karsa Book Reviews be interested in doing a book review? I'd be happy to mail a free review copy.
Thank you,
Alberto Ramirez
Good afternoon Alberto Ramirez,
DeleteI apologise for this very late reply. I didn't notice your comment earlier. I wish I did. How's your book doing? I won't mind reviewing your book if you're still interested. But I live in Indonesia, halfway across the globe from LA. If you still want to send me a copy, let me know and I'll give you my address.
Thank you,
Amira Sanad
Ini novel risetnya nggak main-main, Dee Lestari selalu ngerjakan setiap karyanya dengan penuh dedikasi. Jadi, wajar saja hasilnya bisa saya sebut luar biasa. Dee Lestari memang salah satu penulis favoritku, mungkin butuh belajar banyak dari beliau untuk bisa melahirkan karya yang menurut saya layak disebut sebagai masterpiece.
ReplyDeleteSalam kenal btw, Kreta Amura